7 Permasalahan Ternak Burung Murai Batu (Pahami)

Rajakicau.com – Dalam memulai Penangkaran Murai Batu Medan tidak hanya menyiapakan calon indukan dan kandang ternak. Namun bagi peternak murai batu pemula Permasalahan ternak burung murai batu sering tidak terpikirkan. Budidaya Murai Batu Medan maupun borneo memang sama sama menguntungkan. Baca Juga: Persiapan Penangkaran Murai Batu

Peternak pemula kebanyakan hanya berorientasi hasil. Kenapa permasalahan ternak burung murai batu harus dipahami terlebih dahulu? Agar kita sudah siap dalam kondisi apapun mulai dari memilih indukan yang bagus, cara menjodohkan murai batu yang benar, cara ternak murai batu agar cepat bertelur,  hingga Merawat murai Batu anakan pasca panen.

Permasalahan Ternak Burung Murai Batu

Permasalahan ternak burung murai batu
Indukan Murai Batu (berdesa.com)

Lokasi Kandang

Penempatan lokasi kandang berpengaruh besar pada produktivitas Murai Batu. Murai Batu memang membutuhkan matahari guna mencukupi kebutuhan vitamin D yang bagus buat kesehatan. Kandang dibawah terik matahari secara langsung tanpa peneduh bisa berakibat fatal. Jangankan bertelur, burung Murai Batu bisa mati dehidrasi jika cuaca sangat panas.

Usahakan suasana kandang jauh dari keramaian. Suara gemericik air juga bisa menambah nyaman serasa di habitat aslinya.

Kuantitas Pakan

Selama proses ternak murai batu ada yang beranggapan pemberian pakan porsi banyak bisa membuat Murai Batu sehat. Namun jika diberikan secara berlebihan juga tidak baik karena bisa mengakibatkan obesitas. Quality Control sangat dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebutuhan akan nutrisi burung Murai Batu pada saat itu.

Semisal indukan dalam kondisi meloloh anakan murai batu maka porsi kroto murai batu diperbanyak dan porsi ulat hongkong dikurangi atau dihentikan. Kenapa porsi ulat hongkong dihentikan? Untuk mengantisipasi induk jantan birahi. Induk jantan birahi bisa berakibat fatal karena cenderung membunuh anakan yang ada di sarang.

Baca Juga  7 Penyebab Telur Murai Batu Tidak Menetas

Penjodohan terlalu dini

Jangan terburu buru menjodohkan burung murai batu. Pastikan indukan Murai Batu sudah berusia matang, idealnya berusia 1 tahun keatas. Jika induk betina belum berusia matang dikawatirkan terjadi egg binding. Egg Binding adalah ketidakmampuan induk betina mengeluarkan telur dari kantong telurnya.

Induk Jantan Lebih Dominan

Sebelum memasukkan kedalam satu kandang pastikan indukan jantan dan betina memiliki birahi yang setara. Jika indukan jantan over birahi bisa mengakibatkan KDRT dengan menghajar induk betina. Pantau terus selama proses penjodohan hingga rukun di dalam kandang.

Melihat Murai Batu lain

Tak sedikit peternak Murai Batu yang membuat banyak kandang yang saling berdekatan satu sama lain. Namun bagi pasangan indukan baru bisa menghambat proses produksi telur. Murai Batu yang merupakan hewan teritorial akan lebih sibuk menunjukkan dominasinya kepada Murai Batu di kandang lain.

Suhu Ruangan yang Berubah

Selain kondisi dari murai batu sendiri, ternyata ada faktor lain yang jadi masalah seperti misalnya suhu ruangan yang selalu berubah. Mengapa sangat berpengaruh pada saat berternak murai batu?

Karena faktor suhu yang berbeda akan mempengaruhi proses mabung murai batu akan semakin cepat, namun terkadang ada yang mengalami mabung palsu atau nyulam, hal ini yang berbahaya karena akan menyebabkan bulu murai rontok sebagian.

Kandang Ternak Terlalu Ramai

Permasalahan ternak murai batu yang berikutnya yaitu kandang ternak yang terlalu ramai, mengapa ini menjadi masalah? yaa seperti halnya manusia saja burung murai juga merasa tidak nyaman apabila di kandang nya terlalu banyak burung.

Hal ini mengakibatkan burung murai tidak nyaman dan sangat terganggu, bukan hanya di dalam kandang nya saja yang terlalu ramai, lingkungan juga berpengaruh seperti suara bising kendaraan, suara manusia atau hewan lainnya.

Baca Juga  3 Persiapan Penangkaran Murai Batu (Penting)

 

Tinggalkan komentar